Manusia
Dalam ilmu
eksakta, manusia dianggap sebagai kumpulan dari partikal-partikel yang
membentuk jaringan-jaringan sistem (Ilmu Kimia), manusia merupakan kumpulan
dari berbagai sistem fisik yang terkait saatu sama lain. Dan merupakan kumpulan
dari energi (Ilmu Fisika). Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong
dalam makhluk mamalia (Ilmu Biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial, manusia merupakan
makhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap
kegiatan. Disebut juga homo economicus (Ilmu Ekonomi). Manusia merupakan
makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (Sosiologi). Manusia merupakan
makhluk yang selalu ingin memiliki kekuasaan (Ilmu Politik). Manusia merupakan
makhluk yang berbudaya (Ilmu Filsafat).
Sebenarnya ada
banyak sekali unsur-unsur yang membangun manusia, namun dari sekian banyak
unsur-unsur itu, di sederhanakan menjadi 2 klasifikasi, yaitu unsur jasmani dan
unsur rohani. Unsur jasmani adalah semua hal yang berhubungan dengan kebutuhan
fisik manusia, seperti makan, minum, dan lain-lain. Yang jika tidak di penuhi
maka akan berakibat buruk bagi manusia itu. Sedangkan unsur rohani adalah semua
hal yang berhubungan dengan kebutuhan rohani, atau hati manusia, seperti agama
atau keyakinan, ketenangan hati, rasa aman, rasa bahagia dan lain-lain.
Unsur-unsur lain
yang membentuk manusia:
- Jasad: Badan kasar manusia yang nampak pada luarnya, dapat diraba dan difoto dan menempati ruang dan waktu.
- Hayat: Mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak.
- Ruh: Bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
- Nafsu: Diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri sendiri.
Hakekat Manusia
Hakekat manusia
adalah sebagai berikut:
- Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
- Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual dan sosial.
- Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
- Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
- Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
- Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.
- Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
- Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
- Individu yang dikaruniai akal oleh Tuhan Yang Maha Esa agar dapat berfikir sebelum bertindak, memiliki rasa malu tidak seperti makhluk lainnya.
- Makhluk ciptan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
- Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
- Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi.
- Makhluk ciptaan Tuhan yang terkait dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Kepribadian Bangsa Timur
Budaya secara
harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang memiliki arti mengerjakan
tanah, mengolah, memelihara ladang (menurut Soerjanto Poespowardojo 1993). Menurut
The American Herritage Dictionary mengartikan kebudayaan adalah sebagai suatu
keseluruhan dari pola perilaku yang dikirimkan melalui kehidupan sosial,
seniagama, kelembagaan, dan semua hasil kerja dan pemikiran manusia dari suatu
kelompok manusia. Menurut Koentjaraningrat budaya adalah keseluruhan sistem
gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar.
Budaya yang
terdapat di dunia beraneka ragam. Bermacam-macam budaya dikarenakan perbedaan
peradaban daerah itu masing-masing, selain itu juga karena letak geografis
daerah tersebut. Manusia mendiami wilayah yang berbeda,ada yang di wilayah
Barat, Timur Tengah, dan Timur. Berada di lingkungan yang berbeda membuat
kebiasaan, adat istiadat, budaya juga berbeda. Perbedaan budaya tersebut
masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Misalnya pada bangsa
timur, bangsa timur dikenal sebagai bangsa yang ramah,bangsa yang mempunyai
kepribadian baik, dan bangsa yang bersahabat. Banyak orang dari wilayah lain
yang tertarik pada kebudayaan bangsa timur.
Kepribadian
bangsa timur berbeda dengan kepribadian bangsa barat, dari wilayahnya,
lingkungan, gaya hidup, kebudayaan dan kebiasaannya pun berbeda. menjelaskan
tentang kepribadian bangsa timur, sudah jelas kita semua tau bahwa bangsa timur
identik dengan benua Asia. Yang penduduknya sebagian besar berambut hitam dan
berkulit sawo matang, dan sebagian pula berkulit putih dan bermata sipit.
Bangsa timur
adalah bangsa yang dikenal sangat baik dan ramah, mempunyai sifat toleransi
yang tinggi dan saling tolong menolong. Bangsa barat saat berkunjung ke wilayah
negara timur, mereka pasti selalu berpendapat bahwa orang-orang timur itu baik
dan ramah. Bangsa timur dalam berpakaian pun tergolong sopan. mereka pun sangat
melestarikan budaya masing-masing dan mempunyai adat istiadat yang di junjung
tinggi.
Kebudayaan
Kebudayaan jika
dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti
budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang
berarti mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai
segala sesuatu yang dihaslkan oleh akal budi manusia dengan tujuan untuk
mengolah tanah atau tempat tinggalnya.
Kebudayaan sangat
erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas
Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial,
ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward
Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Menurut E.B
Taylor (1871), kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan
lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut C.A Van
Peursen, kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang, dan
kehidupan setiap kelompok orang-orang berlainan dengan hewan-hewan, maka
manusia tidak hidup begitu saja ditengan alam, melainkan mengubah alam.
Dari berbagai
definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah
sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Unsur – Unsur Kebudayaan
Yang dimaksud
dengan unsur disini adalah apa saja sesungguhnya kebudayaan itu, sehingga
kebudayaan disini lebih mengandung makna totalitas dari pada sekedar
penjumlahan unsur-unsur yang terdapat didalamnya.
Unsur – unsur
kebudayaan universal:
- Sistem religi: Produk manusia sebagai homo religius.
- Sistem organisasi kemasyarakatan: Produk dari mausia sebagai homo socius.
- Sistem pengetahuan: Produk manusia sebagai homo sapiens.
- Sistem mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi: Produk manusia sebagai homo economicus.
- Sistem teknologi dan peralatan: Produk manusia sebagai homo faber.
- Bahasa: Produk manusia sebagai homo loguens.
- Kesinian: Produk manusia sebagai aesticus.
Kebudayaan
dibedakan menjadi 2 wujud:
a. Kebudayaan Material
Kebudayaan
material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk
dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi, misalnya mangkuk tanah liat, perhiasan, senjata, dan
seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi,
pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin
cuci.
b. Kebudayaan Non Material
Kebudayaan
nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian
tradisional.
Wujud Kebudayaan
Menurut J.J.
Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi 3, yaitu:
1. Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal
kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang
sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini
terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika
masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka
lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil
karya para penulis warga masyarakat tersebut.
2. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas
adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem
sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul
dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan
adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari,
dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3. Artefak (karya)
Artefak
adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau
hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling
konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan
bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari
wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan
memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Orientasi Nilai Budaya
Kebudayaan
sebagai karya manusia memiliki sistem nilai. Secara universal menyangkut 5 masalah
pokok kehidupan manusia, yaitu:
1. Hakekat hidup manusia
Dalam banyak
kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu
buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha untuk
memadamkan hidup itu guna mendapatkan nirwana, dan mengenyampingkan segala
tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup kembali (samsara)
(Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan seperti ini sangat mempengaruhi wawasan
dan makna kehidupan itu secara keseluruhan. Sebaliknya banyak kebudayaan yang
berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep – konsep kebudayaan yang berbeda
ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.
2. Hakekat karya manusia
Ada
kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan
hidup (survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan
tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan
kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi
prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
3. Hakekat waktu manusia
Ada budaya
yang memandang penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai
focus usaha dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan.
Pandangan yang berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan
hidup masyarakatnya.
4. Hakekat alam manusia
Ada yang
percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada
yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai
manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan
dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas
masyarakatnya.
5. Hakekat hubungan manusia
Dalam banyak
kebudayaan hubungan ini tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara
bermusyawarah, mengambil keputusan dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan
hubungan horizontal (koleteral) antar individu, cenderung untuk mementingkan
hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian seperti terlihat dalam masyarakat –
masyarakat eligaterian. Sebaliknya kebudayaan yang menekankan hubungan vertical
cenderung untuk mengembangkan orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa
atau pemimpin). Orientasi ini banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic
(kebapaan). Tentu saja pandangan ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan
mobilitas social masyarakatnya.
Inti permasalahan
disini seperti yang dikemukakan oleh Manan dalam Pelly (1994) adalah siapa yang
harus mengambil keputusan. Sebaiknya dalam system hubungan vertical keputusan
dibuat oleh atasan (senior) untuk semua orang. Tetapi dalam masyarakat yang mementingkan kemandirian
individual, maka keputusan dibuat dan diarahkan kepada masing –
masing individu.
Perubahan Kebudayaan
Masyarakat dan
kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah. Tak ada kebudayaan yang
statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Terjadinya gerakan perubahan
kebudayaan disebabkan oleh:
1. Perubahan jumlah penduduk
2. Perubahan lingkungan hidup
Perubahan ini,
selain karena jumlah penduduk dan komposisinya, juga karena adanya disfungsi
kebudayaan, penemuan-penemuan baru, khususnya teknologi dan inovasi. Perubahan
sosial dan perubahan kebudayaan bebeda. Perubahan sosial adalah segala
perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat.
Sedangkan perubahan kebudayaan atau akulturasi terjadi bila ada suatu kelompuk
manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur-unsur suatu kebudayaan
asing yang berbeda sedemikian rupa.
Proses akulturasi
di dalam sejarah kebudayaan terjadi dari masa silam. Biasanya, suatu masyarakat
hidup bertetangga dengan masyarakat-masyarakat lainnya. Pasa saat itulah
unsur-unsur masing-masing kebudayaan menyusup. Beberapa masalah yang meyangkut
proses tadi ialah:
a. Unsur-unsur kebudayaan asing manakah yang
mudah diterma, diantaranya:
- Unsur kebendaan
- Unsur yang terbukti membawa manfaat besar
- Unsur yang mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat
b. Unsur-unsur kebudayaan asing manakan yang
sulit diterima
- Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi.
- Unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi.
c. Individu-individu manakah yang cepat menerima
unsur-unsur baru
d. Keterangan-keterangan apakah yang timbul
sebagai akibat akilturasi tersebut.
Faktor yang
Mempengaruhi Diterima atau Tidak Unsur Kebudayaan Baru:
- Terbatasnya masyarakat memiliki hubugan atau kontak
- Pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan
- Sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan
- Dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat
Kaitan Manusia dengan Kebudayaan
Manusia
dan kebudayaan merupakan satu kesatuan, manusia yang membuat kebudayaan dan
kebudayaan itu sendiri yang mengatur manusia. Misalnya sekelompok manusia
membuat peraturan untuk di lingkungannya sendiri, maka secara otomatis manusia
yang bertempat tinggal di lingkungan tersebut harus taat pada peraturan yang
telah dibuat.
Sumber:
http://bagas-sarosa-gunadarma.blogspot.com/2013/03/manusia-dan-kebudayaan_12.html
https://tsoftskill.wordpress.com/2012/10/21/manusia-dan-kebudayaan/#more-102
Tidak ada komentar:
Posting Komentar